Rencana Aksi Tanggulangi HIV/AIDS Segera Disusun

JAKARTA, 29 November: Pemerintah segera menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) penanggulangan infeksi virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) untuk mengefektifkan upaya pencegahan dan penanganan penyakit mematikan yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia itu.


"Yang dilakukan memang sudah banyak, tetapi kita harus berbuat lebih banyak lagi. Untuk itu kita akan menyusun RAN untuk meningkatkan upaya yang diperlukan guna mengubah jalannya epidemi," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Nafsiah Mboi, di Jakarta, Selasa (28/11).

Nafsiah mengatakan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tidak bisa dilakukan oleh KPA atau Departemen Kesehatan saja tetapi juga harus melibatkan semua pihak termasuk lembaga lintas departemen, LSM, organisasi agama dan kemasyarakatan serta lembaga mitra internasional yang terkait.

RAN penanggulangan AIDS tersebut, kata dia, diperlukan sebagai panduan bagi semua instansi dan lembaga mitra yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Tanah Air.

Dengan demikian, kata dia, upaya penanggulangan HIV/AIDS berjalan selaras dan target pemerintah untuk menghindarkan satu juta orang Indonesia dari HIV/AIDS pada 2010, bisa dicapai.

Ia menjelaskan selama ini pemerintah berusaha mencapai target tersebut dengan tiga indikator keberhasilan yakni sebanyak 80 persen orang yang beresiko tertular HIV/AIDS bisa mengakses layanan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS, 50 persen orang yang beresiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS menjadi bagian dari program penggunaan kondom 100 persen dan 60 persen orang yang beresiko terinfeksi berubah perilakunya


"Misalnya mereka yang semula menggunakan nerkoba dengan jarum suntik bersamaan menjadi menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri, orang yang menggunakan jarum suntik sendiri tidak lagi menggunakan jarum suntik dan yang sebelumnya mengonsumsi narkoba tidak lagi melakukannya," jelasnya.

Lebih lanjut Nafsiah menjelaskan peningkatan upaya penanggulangan HIV/AIDS harus dilakukan karena jumlah orang yang terinfeksi dan terkena sindroma merapuhnya kekebalan tubuh cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Hingga September 2006 saja, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Indonesia total mencapai 6.987 kasus yang tersebar di 32 provinsi. Dari jumlah tersebut 82 persen penderita diantaranya laki-laki dan 16 persen lainnya perempuan.

Faktor resiko terbesar dari kasus-kasus HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut adalah penggunaan narkotika dengan jarum suntik (52,6 persen), hubungan heteroseksual (37,2 persen), dan hubungan homoseksual (4,5 persen). antara/abi





Yang dilakukan memang sudah banyak, tetapi kita harus berbuat lebih banyak lagi. Untuk itu kita akan menyusun RAN untuk meningkatkan upaya yang diperlukan guna mengubah jalannya epidemi," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Nafsiah Mboi, di Jakarta, Selasa (28/11).

Nafsiah mengatakan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tidak bisa dilakukan oleh KPA atau Departemen Kesehatan saja tetapi juga harus melibatkan semua pihak termasuk lembaga lintas departemen, LSM, organisasi agama dan kemasyarakatan serta lembaga mitra internasional yang terkait.

RAN penanggulangan AIDS tersebut, kata dia, diperlukan sebagai panduan bagi semua instansi dan lembaga mitra yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Tanah Air.

Dengan demikian, kata dia, upaya penanggulangan HIV/AIDS berjalan selaras dan target pemerintah untuk menghindarkan satu juta orang Indonesia dari HIV/AIDS pada 2010, bisa dicapai.

Ia menjelaskan selama ini pemerintah berusaha mencapai target tersebut dengan tiga indikator keberhasilan yakni sebanyak 80 persen orang yang beresiko tertular HIV/AIDS bisa mengakses layanan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS, 50 persen orang yang beresiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS menjadi bagian dari program penggunaan kondom 100 persen dan 60 persen orang yang beresiko terinfeksi berubah perilakunya.

"Misalnya mereka yang semula menggunakan nerkoba dengan jarum suntik bersamaan menjadi menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri, orang yang menggunakan jarum suntik sendiri tidak lagi menggunakan jarum suntik dan yang sebelumnya mengonsumsi narkoba tidak lagi melakukannya," jelasnya.

Lebih lanjut Nafsiah menjelaskan peningkatan upaya penanggulangan HIV/AIDS harus dilakukan karena jumlah orang yang terinfeksi dan terkena sindroma merapuhnya kekebalan tubuh cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Hingga September 2006 saja, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Indonesia total mencapai 6.987 kasus yang tersebar di 32 provinsi. Dari jumlah tersebut 82 persen penderita diantaranya laki-laki dan 16 persen lainnya perempuan.

Faktor resiko terbesar dari kasus-kasus HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut adalah penggunaan narkotika dengan jarum suntik (52,6 persen), hubungan heteroseksual (37,2 persen), dan hubungan homoseksual (4,5 persen). (rol/broto)


Sumber : www.menkokesra.go.id

0 Comments: