Pesawat Kargo FedEx Terbakar di Bandara Narita Tokyo



TOKYO - Seharian kemarin (23/3), 19 orang tewas dalam dua kecelakaan pesawat terbang yang terjadi hampir bersamaan di Tokyo, Jepang, dan Montana, Amerika Serikat (AS). Di Tokyo, pilot dan kopilot pesawat milik perusahaan kargo FedEx tewas setelah terempas di Bandara Internasional Narita kemarin pagi. Sedangkan di Montana, 17 orang -12 di antaranya anak-anak- tewas setelah pesawat turboprop bermesin tunggal yang mereka naiki gagal mendarat dan terbakar pada jarak 200 meter dari Bandara Bert Mooney.

Cuplikan rekaman yang disiarkan jaringan televisi Jepang NHK memperlihatkan pesawat FedEx berjenis MD-11 buatan McDonnell Douglas, bagian dari Boeing Company, terpelanting ke udara sesaat setelah roda menyentuh jalur pendaratan. Pesawat tua berbadan lebar itu lalu terjatuh ke sisi kanan jalur perlintasan yang diduga karena terdorong embusan angin kencang. Badan pesawat kemudian terseret dengan kecepatan tinggi yang mengakibatkan munculnya bola api besar. Pesawat berhenti dalam keadaan terbalik, menyemburkan asap hitam tebal ke udara.

Petugas PMK, tim SAR, dan tenaga medis Bandara Narita dengan cepat mendatangi lokasi terbakarnya pesawat. Saat proses evakuasi, regu penyelamat menemukan hanya ada dua orang penumpang pesawat. Keduanya, pilot Kevin Kyle Mosley, 54, dan kopilot Anthony Stephen Pino, 49 , tewas. Dari catatan Badan Penerbangan Federal AS (Federal Aviation Administration) Mosley berasal dari Hillsboro, Oregon, sedangkan Pino adalah warga San Antonio, Texas.



Apa yang menyebabkan pesawat FedEx yang terbang dari Guangzhou, Tiongkok, tujuan Tokyo itu terpelanting? Kazuhito Tanakajima, pejabat keselamatan penerbangan dari Kementerian Transportasi Jepang, menyatakan bahwa dugaan sementara, turbulensi level rendah atau populer disebut ''guntingan angin'' yang menyebabkan pesawat terbanting ke lintasan pendaratan.

Dugaan itu muncul setelah Badan Meteorologi Jepang melaporkan, kecepatan angin saat insiden itu terjadi adalah 76 kilometer per jam. ''Ini adalah kecepatan angin yang tidak biasa di sekitar Narita,'' ujar Tanakajima.

Selain itu, dari peta angin terlihat ada pergerakan udara dengan kecepatan lebih rendah sekitar 20 km per jam di permukaan bandara. ''Perbedaan kekuatan dan arah angin itulah yang memicu turbulensi dan menyebabkan pesawat sulit berada pada jalurnya,'' jelas Tanakajima.

Kondisi alam yang sama juga memicu terjadinya guncangan di udara pada pesawat dari Filipina bulan lalu. Insiden itu menyebabkan 50 penumpang dan kru terluka.

Pihak FedEx menyatakan akan ikut bergabung dengan tim investigasi untuk memastikan penyebab kecelakaan pesawatnya. ''Kami akan terus memantau perkembangan penyelidikan dengan pemerintah,'' ujar Misuho Fukuda, juru bicara wanita perusahaan di Tokyo. Akibat insiden itu, semua pengiriman dokumen ke Tokyo oleh FedEx ditunda kemarin.

Bulan lalu FedEx menghabiskan dana USD 150 juta untuk membuka kantor layanan terbesar di Asia-Pasifik di Guangzhou. Sandra Munez, juru bicara FedEx di kantor pusat AS, menyatakan bahwa perusahaan akan mengganti semua kerusakan dokumen per klaim individu secepatnya. ''Begitu pemerintah Jepang membolehkan kami bertindak, kami langsung mengontak pelanggan dan mengurus kerugian mereka,'' ujarnya. jawapos.com

0 Comments: